Grazie Juve. Grazie Del Piero
Posted in 0 komentar
"Un vero cavaliere non lascia mai una Signora"
"A true gentleman never leaves his Lady."
- Alessandro Del Piero, Che solo un capitano
Well, mungkin ini tahun yang cukup emosional buat saya pribadi...
Saya mulai senang menonton sepakbola pada tahun 1998 (saya lahir 1993. hitung sendiri umur saya. jangan manja ah!). Waktu itu, saya senang dengan sebuah klub bernama Liverpool. Ini dikarenakan waktu itu saya masih kecil, dan nama panggilan saya sama-sama berawalan "O" dengan salah satu striker andalan liverpool saat itu, Michael Owen...
Sekitar tahun 1999, saya mulai tertarik dengan sebuah klub lain selain Liverpool. Klub itu menggunakan jersey berwarna hitam dan putih. Seseorang baru saja mencetak gol, lalu berlari menuju ke sudut lapangan dimana ada bendera disana. kemudian dia membalikkan badannya ke arah suporter, sambil menujuk ke arah namanya, dengan nomor punggung 9.
Orang itu bernama Filippo Inzaghi.
Saat itu juga, saya menjadi seorang Juventini.
Tahun 2001, saya melihat sebuah koran sepakbola yang cukup terkenal di Indonesia. Saat itu, cuma koran itulah sumber berita yang ada karena internet masih terbatas. Di halaman depan, terlihat sosok seseorang, yang dulu saya kagumi dengan selebrasi yang telah saya jelaskan diatas. Orang itu menggunakan jersey warna hitam dan merah. Ya, dialah Filippo Inzaghi.
Saya kecewa.
Namun entah kenapa, pandangan saya tak bisa lepas dari Jersey warna hitam putih tersebut. Tidak seperti pada tahun 2004, saat Michael Owen pindah dari Liverpool ke Real Madrid yang membuat saya tidak lagi menjadi seorang Liverpudlian.
Mungkin karena ada sebuah sosok baru. Seorang kapten dengan teknik yang luar biasa. Seorang Striker yang tajam.
Dia adalah Alessandro Del Piero.
Gol-nya yang luar biasa, dan bersama Trezeguet merobek jala gawang. dibantu Nedved. ditopang oleh Tacchinardi dan Davids. Dibuat merasa aman oleh Montero, Thuram, dan juga Buffon.
Namun waktu itu, saya masih terlalu kecil untuk mengingat semuanya...
Musim 2005-2006 adalah momen yang paling indah buat saya. Itu adalah pertama kalinya saya melihat juve mengangkat Scudetto. Di tangan Fabio Capello, Juve musim ini sangatlah menakjubkan. Duet Ibra-Treze yang semakin padu, Emerson-Vieira di tengah, Nedved-Camoranesi di sayap, Zambrotta-Zebina di bek sayap, Cannavaro-Thuram jaga daerah depan gawang, dan Buffon menutup semua celah di gawang...
Tapi akhir musim itu, adalah hal terburuk yang pernah saya alami selama menjadi Juventini.
Juve diduga kuat sebagai salah satu aktor dalam skandal pengaturan skor, atau yang disebut Calciopoli
Saya tidak percaya. Bagaimana mungkin Juve dengan skuad ini, harus melakukan skandal calciopoli? apa masih kurang?
Sebagai seseorang yang baru lulus SD, saya berterima kasih kepada kakak saya, yang menuntun saya ke arah yang benar. Dia merupakan Juventino juga. Mungkin sejak jaman Scirea.
Dia memberikan saya, mengarahkan saya kepada sebuah mindset bahwa : "ini adalah rekayasa Inter". Dia memperlihatkan saya sebuah bukti kuat dan ulasannya. Beruntung saya percaya semua hal yang dia katakan, karena semua ulasan yang saya baca dari postingan dia di sebuah milis, tepat 100% sama dengan apa yang terbukti di sidang Napoli.
dan yah, tahun 2006, Juve resmi menjadi salah satu anggota Serie-B, dengan pengurangan 32 poin di awal musim. yang selanjutnya dikurangi menjadi 17 (atau 16?) sebelum musim dimulai.
Saya terus mencoba, namun apadaya, saya tidak bisa menjauhkan mata saya dari tim ini. adakala saya bertanya "mungkin saya harus mencintai klub lain?". Tapi saya tidak bisa. Meskipun resikonya saya harus diejek di sekolah karena kasus calciopoli. Quote di awal postingan ini yang membuat saya, dan juga Pavel Nedved, Mauro Camoranesi, David Trezeguet, dan Gianluigi Buffon setia membela Juventus.
Musim yang buruk berakhir. Juve juara Serie-B. lalu Promosi ke Serie-A.
4 Musim berlalu. 2 musim awal hanya diberikan sebuah harapan palsu oleh Claudio Ranieri dan Ciro Ferarra. Juve tidak juara sama sekali. Tapi saya adalah Juventini. Saya mendukung semua elemen Juve, sampai saya harus melakukan debat dengan para Juventini yang tidak senang dengan Pelatih-pelatih tersebut.
2 Musim lainnya, dihabiskan di peringkat 7. musim yang tidak indah sama sekali...
Musim ke-5, saya tidak terlalu berharap banyak. Lolos Champion aja udah syukur. Panggil saya orang yang pesimis, tapi dengan keadaan musim lalu yang finish di peringkat 7, dan Pelatih baru, Antonio Conte, dengan pengalaman "Hanya" membawa 2 tim Serie-B promosi dalam 2 musim berturut-turut, membuat saya sedikit ragu. Apalagi dengan gagalnya bergabung 2 pemain hebat macam Guiseppe Rossi dan Kun Aguero. Yang ada malah Lichtsteiner, Vucinic, dll. hanya Pirlo yang saya kagumi. Sisanya bagi saya adalah "Mediocre Class" yang cukup untuk membawa Juve ke Liga Champion. Meskipun begitu, saya tetap setia mendukung Juventus...
Tolong bagi yang melihat ludah saya, beri tahukan ke saya. karena saya mau menjilat ludah saya sendiri.
Unbeaten Run ! Juve sama sekali tidak terkalahkan. Jika kita melihat pertandingan Vs Napoli di Andata (Paruh musim awal) seperti melihat Juve di 2 musim sebelumnya, mungkin Unbeaten run Juve akan berakhir dengan kekalahan 3-1. Lalu performa Juve akan menurun. Tapi sekarang berbeda. Juve berhasil menahan seri Napoli menjadi 3-3 !!
hingga akhirnya, tepat di hari saya menulis post ini, Juve meraih Scudetto, mempertahankan Unbeaten, dan di Final Coppa Italia.
Tolong saya ingatkan kembali, bagi yang melihat ludah saya, tolong beritahu saya secepatnya...
3 Minggu dipermalukan di Pengadilan...
1 Musim dipermalukan di Serie-B...
4 Tahun dipermalukan di Serie-A...
semua itu dibalas, di musim ini. TO EVERY SINGLE TEAM IN SERIE A.
menang tanpa balas lawan Inter
2 kali membantai Roma
2 kali duel sengit melawan Lazio
6 Gol yang dicetak lawan Napoli
2 kali pembalasan dendam lawan Palermo
dan yang terakhir...
4 Poin atas Milan dan 4 Pertandingan yang Seru Melawan Milan...
Terima Kasih atas Pelajarannya 2 musim lalu. Sekarang kami membalas semua satu per satu...
Mungkin dulu kami selalu berharap bisa mengatakan "Mungkin kau juara, tapi tak bisa menang melawan kami" kepada setiap tim yang scudetto...
Dan sekarang, Cuma Udinese, tim yang setara dengan kalian sekarang, yang bisa mengatakan hal itu kepada Juve
Terima kasih, Semua pemain Juve...
Terima kasih, Alessandro Del Piero.. Telah memberikan musim yang baik, meskipun kau mungkin tidak bersama kami lagi musim depan... thanks buat Gol-gol indahmu musim ini. Termasuk gol atas Atalanta tadi...
Kau adalah Kapten pertamaku...
Terima kasih, Atas semuanya...